Setelah sebelumya berikutnya dalam berbagai pekerjaan
konstruksi membutuhkan data profil baja untuk dapat
mengitung dimensi baja yang diperlukan dengan harapan mendapatkan struktur yang
kuat juga murah..Untuk keperluan kemudahan dalam merencanakan serta melaksankan
sebuah pekerjaan bangunan struktur baja maka dilakukan sebuah inovasi dengan
menciptakan berbagai macam bentuk baja yang disertai dengan tabel berat baja
berisi ukuran dimensi,
berat baja, besarnya momen inersia, letak titik berat dll yang dapat dilihat pada
tabel berat baja, dengan adanya jenis-jenis baja ini maka dapat dilakukan
penentuan jenis baja yang akan digunakan untuk dijadikan kandidat penggunaan material baja pada
sebuah struktur bangunan nantinya.
Dalam tabel
tersebut terdapat:
- Macam-macam profil
- Berat
- Ukuran profil
- Titik berat profil baja
- DLL
Macam –
macam bentuk profil baja antara lain:
- Profil siku
- Profil I
- Profil WF
- Profil Pipa
- Profil Canal
- Plat baja
- Profil H beam
- Contoh suatu gambar penampang profil baja beserta ukuran dimensinya:
Jasa.....
Daftar upah
KONSTRUKSI BAJA WF
daftar harga tonase diatas 10ton.sebagai berikut;
daptar harga jasa tenaga + alat / klg 6.999 rp
daptar harga jasa tenaga + alat + matrial.16.999 rp
untuk seng atap 68250rp. / mm
daptar harga tonase dibawah 10ton sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga / klg 1800rp
untuk harga jasa tenaga + alat / klg 3500rp
untuk harga jasa tenaga + alat + matrial / klg 15380rp
untuk seng atap 75000rp. / mm
daptar harga untuk pekerjaan kap rumah tinggal sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga / mm.75000rp
untuk harga jasa + alat./ mm.135000rp
untuk harga jasa + alat + matrial./ mm.425000rp
untuk harga genteng atap jasa dan matrial. / mm.95000rp
daptar harga diatas masih bisa nego....tergantung banyak sedikitnya tonasenya.
untuk harga baja ringan.diatas 100mm.sebagai berikut;
untuk haraga jasa tenaga./ mm.27500rp
untuk haraga baja ringan / mm.165000rb
belum termasuk atap......
untuk harga baja ringan dibawah 100mm.sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga./ mm35000rp
untuk harga baja ringan / mm.215000rp
belum termaksut atap.....
info lebih lanjut
CALL – 021-92-130-160
0815-1074-1073
0813-1839-7790
Email-bajawf200@yahoo.com
KONSTRUKSI BAJA WF
daftar harga tonase diatas 10ton.sebagai berikut;
daptar harga jasa tenaga + alat / klg 6.999 rp
daptar harga jasa tenaga + alat + matrial.16.999 rp
untuk seng atap 68250rp. / mm
daptar harga tonase dibawah 10ton sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga / klg 1800rp
untuk harga jasa tenaga + alat / klg 3500rp
untuk harga jasa tenaga + alat + matrial / klg 15380rp
untuk seng atap 75000rp. / mm
daptar harga untuk pekerjaan kap rumah tinggal sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga / mm.75000rp
untuk harga jasa + alat./ mm.135000rp
untuk harga jasa + alat + matrial./ mm.425000rp
untuk harga genteng atap jasa dan matrial. / mm.95000rp
daptar harga diatas masih bisa nego....tergantung banyak sedikitnya tonasenya.
untuk harga baja ringan.diatas 100mm.sebagai berikut;
untuk haraga jasa tenaga./ mm.27500rp
untuk haraga baja ringan / mm.165000rb
belum termasuk atap......
untuk harga baja ringan dibawah 100mm.sebagai berikut;
untuk harga jasa tenaga./ mm35000rp
untuk harga baja ringan / mm.215000rp
belum termaksut atap.....
info lebih lanjut
CALL – 021-92-130-160
0815-1074-1073
0813-1839-7790
Email-bajawf200@yahoo.com
Sejarah Struktur Baja
Posted on 25/06/2008 | Tinggalkan Komentar
I. Sejarah Struktur Baja
Penggunaan
logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang
lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada
tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah
jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok
utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang –
batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan
sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar
tahun 1840.
Setelah
tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang
penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada
1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang
sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan
profil siku besi tempa.
Proses
canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi
tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai
dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai
sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun
1870-an.
Perkembangan
proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer (1870)
serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi
sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi
tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja
telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per
square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah tersedia untuk
berbagai keperluan struktural.
Berikut
ini adalah awal mula ditemukannya Baja.
· Besi ditemukan
digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
· Tahun 1100 SM,
Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai
oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai
diketahui secara luas.
· Tahun 1000 SM,
bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari
peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
· Tahun 800 SM,
India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
· Tahun 700 – 600
SM, Cina belajar membuat besi.
· Tahun 400 – 500
SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
· Tahun 250 SM
bangsa India menemukan cara membuat baja
· Tahun 1000 M,
baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran
fatim yang disebut dengan baja damascus.
· 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
· 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya
di eropa.
II. Material baja
2.1 Jenis –
jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan
dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama terdiri atas ferrum (Fe)
dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang (C); zat arang itu didapat
dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan
menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar,
yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak
dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang
jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu
apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv,
terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus
beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali
kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini, semakin naik tegangan
patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada sebuah batang percobaan
yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur
– unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat baja dengan kuat sekali,
secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi nomor yang
sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan
tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.
1.2 Klasifikasi
Baja
1. Baja Karbon
Baja Karbon
dibagi menjadi empat kategori berdasarkan persentase karbonnya : Karbon rendah
(kurang dari 0,15%); Karbon lunak (0,15 – 0,29%); Karbon sedang (0.3 – 0.59%);
dan karbon tingi (0,6 – 1,7%). Baja Karbon struktural termasuk dalam kategori
karbon lunak. Baja Karbon struktur menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan
perentase karbon akan menigkatkan kekerasannya namun mengurangi kekenyalannya,
sehingga lebih sulit dilas.
2. Baja
Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi
Kategori ini meliputi baja – baja yang memiliki tegangan
leleh dari 40 – 70 ksi (275 – 480 MPa), yang menunjukan titik leleh yang jelas,
sama dengan yang terjadi pada baja karbon. Penambahan sejumlah elemen paduan
terhadap baja seperti krom, kolubium, tembaga, mangan, molibden, nikel, fosfor,
vanadium atau zirkonium, akan memperbaiki sifat – sifat mekanisnya. Bila Karbon
mendapatkan kekuatan dengan penambahan kandungan karbonnya, elemen – elemen
paduan menciptakan tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang halus
ketimbang mikrostruktur yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan
baja. Baja paduan rendah berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti
tempaan atau kondisi normal yakni kondisi dimana tidak digunakan perlakuan
panas.
3. Baja Paduan
Baja paduan
rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai kekuatan leleh
sebesar 80 – 110 ksi (550 – 760 MPa). Kekuatan leleh biasanya didefinisikan
sebagai tegangan pada regangan offset 0,2%, karena baja ini tidak
menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang tepat baja ini dapat
dilas, dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan panas setelah
pengelasan dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan
pengendoran tegangan. Beberapa baja karbon, seperti baja tekanan fluida
tertentu, dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan leleh
sekitar 80 ksi (550 MPa), namun kebanyakan baja dengan kekuatan sedemikian
merupakan baja paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya memiliki
karbon sekitar 0,2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur btiran kasar
(martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau pengelasan,
sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas
terdiri dari pendinginan (pendinginan secara cepat dengan air atau minyak
paling tidk 16500F (9000C) sampai sekitar 300 – 4000F);
kemudian penyepuhan dengan pemanasan kembali sampai paling tidak sekitar 11500F
(6200C) dan kemudian dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun
mengurangi sedikit kekuatan dan kekerasan dari bahan yang telah didinginkan,
namun dapat meningkatkan kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan
dan kekerasan dengan peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya
pengerasan sekunder yang terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau
vanadium karbida. Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F
(5100C) dan menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F
(6800C). Penyepuhan pada atau sekitar 12500F untuk
mendapatkan penyerapan maksimum dari karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya
elemen tersebut ke dalam zona transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi
lebih lemah yang mungkin dapat diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.
Secara ringkas,
pendinginan menghasilkan martensit, suatu mikrostruktur getas yang sangat keras
dan kuat ; pemanasan kembali akan sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan,
namun akan meningkatkan keuletan dan kekenyalan.
III. Sifat Baja
v Baja tahan garam (acid-resisting
steel)
v Baja tahan panas (heat resistant
steel)
v Baja tanpa sisik (non scaling
steel)
v Electric steel
v Magnetic steel
v Non magnetic steel
v Baja tahan pakai (wear resisting
steel)
v Baja tahan karat/korosi
IV Struktur
Baja
Struktur dapat
dibagi menjadi tiga kategori umum :
a) Struktur
rangka (framed structure), dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri
dari batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban
lentur kombinasi dan beban aksial,
b) Struktur
tipe cangkang (shell type structure), dimana tegangan aksial lebih
dominan,
c) Struktur
tipe suspensi (suspension type structure), dimana tarikan aksial lebih
mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur
Rangka
Kebanyakan
konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai
banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid
atau hanya terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga
stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional,
namun biasanya bangunan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku
pada salah satu arah ketimbang arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut
dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka (frame) bidang. Meskipun
demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya
pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka
tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan –
bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu, seperti
gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur rangka baik
secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang
mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah
atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan
pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti balok dan
gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.
b) Struktur
Tipe Cangkang
Dalam tipe
struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai
penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa
tarikan adalah bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan (baik untuk
temperatur tinggi maupun rendah), diantaranya yang paling terkenal adalah tanki
air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal merupakan contoh – contoh
lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu
struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding –
dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan sebuah kerangka kerja,
elemen – elemen “kulit”nya dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat
terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh seorang spesialis.
c) Struktur
Tipe Suspensi
Pada struktur
dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama.
Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur
kerangka, seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen
tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep
ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun
pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari tipe rangka,
cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer spesialis dalam
tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya harus juga memahami desain dan
perilaku struktur rangka.
V. Desain
a. Desain
Struktur
Desain struktur
dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan seni, yang
mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang berpengalaman mengenai
perilaku struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip
statika, dinamika, mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan
suatu struktur yang aman dan ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang
diharapkan.
b. Prinsip –
prinsip Desain
Desain
merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam
desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang
optimum tersebut telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria –
kriteria tersebut dpat berupa :
1. Biaya
minimum,
2. Berat yang
minimum,
3. Waktu
konstruksi yang minimum,
4. Jumlah
tenaga kerja minimum,
5. Biaya
pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
6. Efisiensi
pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya
dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai.
Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa
penentuan kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun (seperti berat dan
biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil
dilakukan. Dalam kebanyakan situasi praktis, penilaian hanya dapat dilakukan
secara kualitatif.
Apabila suatu
kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis, untuk memperoleh titik
maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang bersangkutan, dapat digunakan
teknik – teknik optimasi. namun hendaknya kita tidak melupakan kriteria
subyektif lainnya, walaupun pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku
dengan desain elemen – elemen baja struktur hanya berdasarkan kriteria –
kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
c. Prosedur
Desain
Prosedur desain
dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain kerangka
kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang
dikehendaki seperti :
a. Area kerja
yang lapang dan mencukupi,
b. Ventilasi
atau pengkondisian udara yang tepat,
c. Fasilitas –
fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek
atau alat –alat untuk menangani bahan – bahan,
d. Pencahayaan
yang cukup,
e. Estetika.
Desain kerangka
kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen
struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari
besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan.
Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang
bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang
dihasilkan telah mencapai optimum.
2) Konfigurasi
struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan
melayani fungsi – fungsi pada langkah 1
3) Penentuan
beban – beban yang harus dipikul.
4) Pemilihan
batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi
kriteria objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan berdasarkan
keputusan dari langkah 1,2 dan 3.
5) Analisis. Analisis
struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja struktural untuk
mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.
6) Evaluasi. Apakah semua
persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan apakah hasilnya
sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
7) Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan
pengulangan bagian mana saja dai urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah
tersebut merupakan suatu proses iteratif. Namun dengan mengingat bahwa
konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah ditentukan sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar